Thursday, 4 September 2014

Unnes: Campus of Conservation

Posted by armaita at 02:09
Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, postingan kali ini akan mengulas tentang apa dan bagaimana Unnes, serta pengalaman saya selama dua minggu di sana.

Ikuti terus yak..

Hijau. Itulah kesan pertama yang terlintas di pikiran saya begitu menginjakkan kaki di Unnes. Terletak di dataran tinggi (Gunung Pati) yang bisa dibilang masih sepi dan jauh dari kawasan industri. Udaranya bersih segar, hawanya pun sejuk.
Dengan potensi alam yang seperti itu, maka pada bulan Mei 2010 silam, Unnes mendeklarasikan dirinya sebagai universitas konservasi. Sejak saat itu, Unnes sangat gencar dalam hal menjaga kelestarian lingkungan, termasuk juga kelestarian budaya, bahasa, dan seni.

Gerbang depan Unnes

Salah satu wujud pelestarian lingkungan yang dilakukan Unnes adalah dengan cara menanam pohon di setiap sudut kampus. Jadi tidak heran apabila Unnes memiliki hutan-hutan mini di dalamnya. Jalan sepanjang gerbang masuk sampai gedung rektorat dan auditorium juga tidak kalah hijau. Selain rerumputan, pepohonan  rindang juga menjulang di kanan kiri jalan. Sampai-sampai, sinar matahari hanya bisa menembus dari sela-sela daun. Bahkan ketika saya lewat, suara hewan-hewan kecil khas hutan seperti tinggi, burung, 
dll jelas sekali terdengar.
UNNES SUTERA

Unnes juga mencanangkan program 1 mahasiswa 1 pohon. Jadi, mahasiswa baru seperti saya ini saharusnya di awal tahun mulai menanam pohon. Nantinya foto-foto mahasiswa ketika menanam, menyiram, dan merawat pohon akan diunggah ke sebuah situs milik Unnes dan dijadikan sebagai bukti.

Langkah selanjutnya adalah dengan melarang mahasiswa maupun dosen mengendarai kendaraan bermotor di area kampus mulai pukul 07.00-16.00. Nah, sebagai solusinya, Unnes menawarkan pinjaman sepeda kepada mereka yang membutuhkan (?).

Tapi katanyaa, mahasiswa harus menggadaikan KTM agar bisa membawa pulang sepeda tersebut sampai kos. Jadi, banyak yang memilih untuk berjalan kaki. Selain sepeda, Unnes juga menyediakan kendaraan ramah lingkungan yang berbahan bakar air. Entah, saya tidak tahu namanya. Tetapi sepertinya kendaraan tersebut hanya orang-orang tertentu saja yang boleh memakainya. Masih ada lagi nih; bus Unnes. Kalau yang ini saya sering lihat di jalan raya maupun di dalam kampus.

Saya sendiri nih, meskipun terkadang ilfil dengan peraturan konservasinya (yah itu, larangan mengendarai sepeda motor dan kesan ‘gelap’ di area kampus), tetap bersyukur; senang sekaligus bangga karena Unnes adalah salah satu pelopor universitas konservasi di Indonesia.


Semoga program konservasinya kian baik dan mampu mengudarakan nama Unnes yaa. Aamiin.

1 comments:

Futura.M.I.B on 19 October 2014 at 03:54 said... Reply Comment

kalau malam ngeri banget tuh (b)

Post a Comment

 

A Small Town Girl Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos