Thursday, 18 January 2018

LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SEKOLAH ALAM UNGARAN (SAUNG) SEMARANG

Posted by armaita at 00:00

LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN
DI SEKOLAH ALAM UNGARAN (SAUNG)
LOROG UNGARAN SEMARANG




PRAKATA

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan laporan observasi ini dengan baik.
Adapun laporan observasi mengenai manajemen sarana prasarana pendidikan di Sekolah Alam Ungaran (Saung) tidak akan dapat terselesaikan tanpa dorongan dan bantuan moral maupun fisik dari semua pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
  1. Ibu Titi Prihatin, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Umum Manajemen Sekolah Rombel 03 Universitas Negeri Semarang, yang berkenan meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan observasi ini bisa terselesaikan dengan baik;
2.      Kepala Sekolah, guru, dan siswa Sekolah Alam Ungaran (Saung) atas kerja sama yang diberikan ketika penulis melakukan penelitian;
  1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi di Sekolah Alam Ungaran (Saung);
  2. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam proses penulisan karya tulis ini.
Tiada kesempurnaan di dunia ini, maka penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang dapat membangun laporan observasi ini menjadi lebih baik.

           Semarang, 1 Juni 2016


                                                                                   Penulis


DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................... i
Prakata................................................................................................................. ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................... 2
BAB II Landasan Teori...................................................................................... 3
2.1 Manajemen Sekolah......................................................................................... 3
2.2 Sarana dan Prasarana Pendidikan.................................................................... 4
2.3 Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan................................................ 5
BAB III Metode Penelitian.................................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................... 6
3.2 Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 6
3.3 Teknik Analisis Data........................................................................................ 6
3.4 Penarikan Simpulan dan Saran........................................................................ 7
BAB IV Pembahasan.......................................................................................... 8
4.1 Gambaran Objek Observasi............................................................................. 8
4.2 Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran............................................. 9
4.3 Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran....................... 10
4.4 Antusiasme Siswa terhadap Sarana dan Prasarana........................................ 11
4.5 Hambatan Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran...... 11
BAB V Simpulan............................................................................................... 13
5.1 Simpulan........................................................................................................ 13
5.2 Saran.............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka..................................................................................................... 14
Lampiran.............................................................................................................. 15


BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar (PBM) memegang peranan dalam masyarakat guna mencetak lulusan yang unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun dalam lapangan kerja. Cara sekolah dalam mengatur sistem PBM demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien diwujudkan dalam bentuk manajemen sekolah. Manajemen sekolah sendiri terdiri dari tujuh komponen, antara lain kurikulum, pendidik dan tenaga  kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus.

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung terciptanya manajemen sekolah yang baik. Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan perlu dikelola dengan sistematis. Sarana pendidikan sendiri adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan untuk menunjang proses pendidikan, baik yang bergerak maupun tidak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Sarana pendidikan meliputi alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan.  Sedangkan prasarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti ruang kelas, meja, kursi, jalan menuju sekolah, tempat parkir, dan taman bermain.

Mempertimbangkan pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan, maka sekolah berusaha menyediakan kedua hal tersebut sebaik-baiknya untuk kepentingan siswa dan pembelajaran. Tidak terkecuali Sekolah Alam Ungaran (Saung), dimana sarana dan prasarana yang terdapat di dalamnya diintegrasikan dengan alam dan seringkali dikaitkan dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan observasi di Saung guna mengetahui secara langsung bagaimana proses dan kegiatan manajemen sarana dan prasarana di sekolah tersebut.



1.2 Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di Sekolah Alam Ungaran?

2.  Bagaimana kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan di Sekolah Alam Ungaran?

3.  Bagaimana antusiasme siswa Sekolah Alam Ungaran terhadap sarana prasarana pendidikan yang tersedia?

4.  Apa saja kendala yang ditemui dalam kegiatan manajemen sarana prasarana di Sekolah Alam Ungaran?



1.3 Tujuan Penelitian

            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui sarana prasarana pendidikan yang terdapat di Sekolah Alam Ungaran;

2.  Mengetahui kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan di Sekolah Alam Ungaran;

3.  Mengetahui antusiasme siswa Sekolah Alam Ungaran terhadap sarana prasarana pendidikan yang tersedia;

4.  Mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemui dalam kegiatan manaemen Sekolah Alam Ungaran.



1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.  Bagi mahasiswa

            Mahasiswa, khususnya jurusan kependidikan, sebagai calon guru diharapkan memperoleh pengetahuan dan tambahan wawasan mengenai manajemen sarana prasarana pendidikan.

b.  Bagi guru

            Guru diharapkan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan sarana prasarana pendidikan guna menunjang pembelajaran di sekolah.


BAB II

LANDASAN TEORI



2.1 Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang pendidikan, yakni pengaturan komponen-kompenen sekolah untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar mengajar untuk keuntungan yang lebih besar (Sutomo dkk, 2012).

Manajemen sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang hampir sama dengan menajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan. Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, hingga internasional.

Adapun tujuan manajemen sekolah terbagi menjadi dua jenis, yakni tujuan institusional umum dan tujuan institusional khusus. Tujuan institusional umum mengacu pada jenjang dan pendidikan, sedangkan tujuan institusional khusus menitikberatkan pada penyelenggara pendidikan di sekolah. Tujuan akhir dari manajemen sekolah yaitu membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

            Selanjutnya, fungsi manajemen sekolah apabila dilihat dari kegiatannya dapat dibedakan menjadi fungsi kegiatan manajerial dan operatif. Kedua fungsi tersebut saling berkaitan, saling menunjang, dan saling memerlukan satu sama lain. Kegiatan manajerial dilakukan oleh pimpinan dan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, penilaian, pelaporan, dan penentuan anggaran. Sementara itu, kegiatan operatif dilakukan oleh pelaksana, mencakup ketatausahaan, perbekalan, kepegawaian, keuangan, dan humas.

Dengan adanya manajemen sekolah, semua hal yang ada di sekolah akan tertib, lancar, dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran tenaga  kependidikan, kesiswaan, keuangan, sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga kependidikan.

             

2.2 Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan untuk menunjang proses pendidikan, baik yang bergerak maupun tidak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Sarana pendidikan meliputi alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan (Yuliana, 2011). Alat pelajaran sendiri diartikan sebagai semua benda yang dapat digunakan secara langsung oleh guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Alat peraga yaitu semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda atau perbuatan yang dapat mempermudah penjelasan mengenai suatu materi pelajaran kepada siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2010), media pendidikan adalah perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan. Sukiman (2012) menyatakan bahwa manfaat media terutama dalam pembelajaran yaitu (1) dapat memperjelas penyampaian pesan dan informasi sehingga memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan pencapaian hasil belajar, (2) dapat meningkatkan perhatian anak sehingga menimbulkan motivasi belajar, dan (3) dapat mengatasi keterbatasan indera ruang dan waktu.

Sedangkan prasarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti gedung sekolah, meja, kursi, jalan menuju sekolah, tempat parkir, kantin, toilet, tempat ibadah, dan taman/ taman bermain.



2.3 Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

            Manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan agar bermanfaat bagi sekolah yang bersangkutan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi proses pengadaan, pendayagunaan/ pemanfaatan, dan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan (Yuliana, 2011). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, indah, kondusif, sehingga menciptakan kondisi yang sesuai bagi peserta didik, pendidik, serta tenaga kependidikan.









































BAB III

METODE PENELITIAN



3.1 Waktu dan Tempat

            Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 di Sekolah Alam Ungaran (Saung) yang terletak di Dusun Lorog Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.



3.2 Teknik Pengumpulan Data

            Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga menghasilkan data deskriptif, yakni data yang menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis untuk memeroleh jawaban atas pertanyaan penelitian (Darmadi, 2011). Untuk itu, penulis melakukan observasi, melakukan wawancara dengan kepala sekolah, dan mengambil dokumentasi sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di Sekolah Alam Ungaran.



3.3 Teknik Analisis Data

1.   Reduksi data

       Reduksi data yang dilakukan adalah dengan menyeleksi, menyederhanakan, dan mengabstraksi data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian di Sekolah Alam Ungaran. Reduksi data ini berfungsi untuk mempertegas, memperpendek, dan memfokuskan diri dengan membuang data-data yang tidak penting agar simpulan dapat diambil.

2. Sajian data

       Sajian data yang dilakukan adalah dengan membuat susunan informasi yang lengkap baik dari data yang diperoleh melalui observasi, wawancara,  maupun dari dokumentasi Sekolah Alam Ungaran yang telah dianalisis dengan kategori dalam permasalahan yang ada guna memperoleh sajian data yang jelas dan sistematis. Data yang telah terorganisir ini kemudian dijabarkan secara deskriptif kualitatif baik dalam bentuk data tulisan maupun gambar.



3.4 Penarikan Simpulan dan Saran

Data yang telah direduksi dan dideskriptifkan dalam bentuk sajian data kemudian diinterpretasikan. Setelah itu, ditarik simpulan akhir yang sistematis dan direkomendasikan saran yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.







BAB IV

HASIL OBSERVASI



4.1 Gambaran Objek Observasi

4.1.1 Gambaran Umum Sekolah Alam Ungaran

Sekolah Alam Ungaran merupakan Sekolah Dasar (SD) formal bernuansa alam, yakni metode pembelajaran yang dilakukan diintegrasikan dengan alam. Metode pembelajaran pun ditekankan pada pemahaman siswa, tidak hanya sebatas teori, akan tetapi juga praktik.

Pembelajaran di Saung dilakukan dengan metode tematik, dimana satu pokok bahasan dapat mencakup beberapa mata pelajaran sekaligus dalam waktu 1-1,5 bulan. Di Saung, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua, sehingga orang tua sangat dituntut aktif berperan dalam aktivitas yang dilakukan anak.

Dalam proses penerimaan siswa baru, Saung tidak memberlakukan sistem tes karena setiap siswa dianggap memiliki kecerdasan masing-masing. Sedangkan untuk biaya pendidikan, dilakukan subsidi silang sehingga anak dari keluarga kurang mampu dapat bersekolah di Saung. Untuk keseharian di sekolah, siswa tidak menggunakan seragam sekolah, melainkan baju bebas islami, kecuali pada hari Senin dimana siswa wajib memakai seragam merah putih Sekolah Dasar.

Berikut adalah gambaran lebih rinci mengenai Sekolah Alam Ungaran:

1. Nama Sekolah   : Sekolah Alam Ungaran (Saung)

2. Alamat               :  Jalan Ismaya Raya 56 Dusun Lorog Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang 50517

3. Status Sekolah   : Swasta

4. Website              : https://saung.wordpress.com

5. Telp.                   : 024-7691-4547

6. Alamat Email     : saung01@yahoo.com

7. Visi                    :  Menjadi sekolah unggulan yang mencetak generasi berkualitas yang berkembang sesuai potensi kecerdasannya

8. Misi                    :  Membangun sistem pendidikan yang membentuk moralitas, tradisi ilmiah, jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan

9. Kurikulum         :  Integrasi kurikulum Depdiknas dan kurikulum sekolah alam



4.1.2 Identitas Narasumber

            Adapun narasumber dalam wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 19 Mei 2016 yaitu Ibu Febriana Yuyun selaku Kepala Sekolah SD Sekolah Alam Ungaran.



4.2 Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran

             Adapun bentuk sarana dan prasarana yang telah terdapat di Saung antara lain:

a. Ruang

No
Nama Ruang
Jumlah
1
Ruang Kelas
6
2
Ruang Multimedia
1
3
Ruang UKS
1
4
Ruang Perpustakaan
1
5
Ruang Kepala Sekolah
1
6
Ruang Guru
1
7
Ruang Kelas Inklusi untuk ABK
1
8
Kantin
1
9
Tempat Ibadah
1
10
Dapur
1
10
Kamar Mandi/ WC
3



            Ruang kelas yang terdapat di Saung berupa bangunan semi permanen dengan bentuk bangunan setengah terbuka menyerupai gazebo-gazebo. Hal tersebut dimaksudkan agar proses pembelajaran menyatu dengan alam, sehingga siswa nyaman selama proses belajar dan tidak merasa terisolasi dalam ruangan tertutup. Di dalam ruang kelas tidak terdapat meja maupun kursi tetap. Akan tetapi, siswa duduk beralaskan tikar dengan posisi duduk siswa bersifat fleksibel, yakni bisa diatur sesuai kebutuhan, apakah akan duduk melingkar, berbaris, dan sebagainya sesuai dengan yang dibutuhkan. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan papan tulis, alat tulis, alat peraga, dan rak sepatu.



b. Perlengkapan Administrasi

            Dalam hal sarana dan prasarana olahraga, Saung dilengkapi dengan area outbound berupa permainan, flying fox, dan area memanah. Sementara itu, untuk perpustakaan, tersedia berbagai macam buku, termasuk buku cerita anak yang bersifat islami. Selain itu, terdapat banyak buku pelajaran serta buku-buku pengetahuan tentang islam.

            Perlengkapan lain yang terdapat di Saung antara lain tempat parkir, pohon-pohon di sekeliling kelas sebagai wujud sekolah alam, kolam ikan, gazebo kecil dimana di dalamnya terapat air minum galon dan gelas untuk keperluan siswa.



4.3 Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran

Adapun kegiatan manajemen sarana dan prasarana di Saung meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pengadaan

            Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan analisis kebutuhan peserta didik serta mempertimbangkan kemampuan yayasan. Adapun dana untuk menunjang sarana dan prasarana di Saung diperoleh dari bantuan pemerintah serta sumbangan wali murid.

2. Pemanfaatan

            Setelah dilakukan pengadaan sarana dan prasarana, kemudian barang-barang tersebut dioptimalkan pemanfaatannya untuk menunjang sistem pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar di Saung tidak hanya memanfaatkan benda yang terdapat di dalam kelas, namun seringkali siswa diajak belajar outdoor, seperti ketika terdapat materi pembelajaran mengenai bagian-bagian pohon, maka pohon-pohon yang terdapat di sekitar ruang kelas menjadi objek langsung pengamatan siswa. Hal serupa juga terjadi ketika guru mengajarkan materi pangan lokal. Untuk meningkatkan pemahaman siswa, siswa diminta pergi ke dapur dan dibimbing langsung untuk mengenal jenis-jenis bumbu masak dan membantu proses memasak.

3. Pemeliharaan

            Sarana dan prasarana yang terdapat di Saung dijaga sedemikian rupa sehingga terus bisa digunakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini, pemeliharaan dilakukan oleh guru Saung. Sementara itu, untuk menjaga kebersihan kelas, diberlakukan sistem piket pada siswa.

4. Peniadaan

            Peniadaan sarana dan prasarana di Saung dilakukan terhadap barang-barang yang rusak maupun yang biaya pemeliharaannya lebih besar dibandingkan manfaatnya.



4.4 Antusiasme Siswa terhadap Sarana dan Prasarana

            Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik di Saung, serta penggunaan sarana dan prasarana dalam setiap pembelajaran, tingkat antusiasme siswa bisa dikatakan tinggi. Hal tersebut terlihat dari semangat dan keceriaan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Juga terlihat dari penggunaan perpustakaan, dimana siswa seringkali menuntut adanya buku cerita baru karena buku-buku sebelumnya telah selesai dibaca.

            Selain itu, di sela-sela proses pembelajaran, siswa seringkali menyempatkan diri keluar kelas dan bermain sejenak di taman yang disediakan. Pada saat istirahat, beberapa siswa berjualan makanan/minuman, sedangkan sebagian lainnya membawa bekal makanan dari rumah. Kemudian, lahan kosong yang terdapat di samping kantin digunakan siswa untuk menyantap makan siang masing-masing.

            Menjelang waktu solat, siswa juga terlihat antusias bergerak menuju musola sekolah. Sebagian berebut adzan, sedangkan sebagian yang lain menuju tempat wudhu.



4.5 Hambatan Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran

            Dari hasil observasi terhadap amanejmen sarana dan prasaran di Sekolah Alam Ungaran, didapatkan bahwa Sekolah Alam Ungaran termasuk sekolah yang memiliki sarana dan prasarana lengkap dalam mendidik siswa. Namun begitu, ada beberapa hambatan dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran, antara lain:

1.  Belum adanya alat transportasi yang bisa digunakan siswa dan guru ketika melakukan kunjungan wisata, mengingat seringnya pembelajaran di Sekolah Alam Ungaran dilakukan langsung di tempat yang bersangkutan (misalnya di tempat budidaya jamur, tempat pemerahan susu sapi, pabrik kacang, dan lain-lain), sehingga selama ini kunjungan wisata dilakukan dengan meminjam kendaraan guru atau wali murid;

2.  Sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran belum dikelola secara profesional oleh tenaga ahli di bidangnya, sebaliknya, selama ini masih dikelola oleh guru;

3.  Belum adanya laboratorium IPA di Sekolah Alam Ungaran;

4.  Belum adanya alat penunjang perpustakaan, seperti VCD dan DVD player, serta komputer.






BAB V

SIMPULAN DAN SARAN



5.1 Simpulan

            Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Di Sekolah Alam Ungaran, terdapat 6 ruang kelas yang berupa bangunan semi permanen, 1 rang multimedia yang disekat dengan ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah yang disekat dengan ruang tata uaha dan ruang guru, 1 ruang inklusi untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), 1 buah kantin, 1 tempat ibadah, 1 dapur, dan 4 buah kamar mandi. Selain itu, terdapat area outbound berupa permainan, flying fox, area memanah, serta pohon-pohon di sekeliling kelas sebagai wujud sekolah alam;

2. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran meliputi empat hal, yakni (1) pengadaan sarana dan prasarana dengan biaya dari pemerintah maupun sumbangan wali murid, (2) pemanfaatan segenap sarana dan prasarana dalam pembelajaran, (3) pemeliharaan sarana dan prasarana oleh guru, dan (4) peniadaan barang-barang yang rusak;

3. Antusiasme siswa Sekolah Alam Ungaran terhadap sarana dan prasarana yang tersedia tergolong tinggi;

4. Hamabatan yang ditemui dalam manjemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran antara lain belum adanya alat transportasi sekolah, laboratorium IPA, alat penunjang perpustakaan, dan tenaga ahli untuk mengelola sarana dan prasarana.



5.2 Saran

            Saran yang dapat direkomendasikan dalam laporan observasi ini adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan dukungan dari semua pihak guna melakukan kegiatan manajemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran;

2. Optimalisasi sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran oleh guru dan siswa.



DAFTAR PUSTAKA



Darmadi, Hadid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai . 2010. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya). Bandung : Sinar Baru.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pusaka Insani Madani.

Sutomo, dkk. Manajemen Sekolah. 2012. Semarang: Unnes Press.

Yuliana, Lia. 2011. Manajemen Sarana Pendidikan. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

0 comments:

Post a Comment

 

A Small Town Girl Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos