LAPORAN OBSERVASI MANAJEMEN SARANA
PRASARANA PENDIDIKAN
DI SEKOLAH ALAM UNGARAN (SAUNG)
LOROG UNGARAN SEMARANG
PRAKATA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan laporan observasi ini dengan baik.
Adapun laporan observasi mengenai manajemen
sarana prasarana pendidikan di Sekolah Alam Ungaran (Saung) tidak akan dapat
terselesaikan tanpa dorongan dan
bantuan moral maupun fisik dari semua pihak.
Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
- Ibu Titi Prihatin, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Umum Manajemen Sekolah Rombel 03 Universitas Negeri Semarang, yang berkenan meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan observasi ini bisa terselesaikan dengan baik;
2. Kepala
Sekolah, guru, dan siswa Sekolah Alam Ungaran (Saung)
atas kerja sama yang diberikan ketika penulis melakukan penelitian;
- Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan observasi di Sekolah Alam Ungaran (Saung);
- Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam proses penulisan karya tulis ini.
Tiada
kesempurnaan di dunia ini, maka penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang dapat membangun laporan
observasi ini menjadi lebih
baik.
Semarang, 1 Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul...................................................................................................... i
Prakata................................................................................................................. ii
Daftar
Isi.............................................................................................................. iii
BAB
I Pendahuluan............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang
Masalah.................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................... 2
BAB
II Landasan Teori...................................................................................... 3
2.1 Manajemen Sekolah......................................................................................... 3
2.2 Sarana dan
Prasarana Pendidikan.................................................................... 4
2.3 Manajemen Sarana
dan Prasarana Pendidikan................................................ 5
BAB
III Metode Penelitian.................................................................................. 6
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................... 6
3.2 Teknik Pengumpulan
Data............................................................................... 6
3.3 Teknik Analisis
Data........................................................................................ 6
3.4 Penarikan Simpulan
dan Saran........................................................................ 7
BAB
IV Pembahasan.......................................................................................... 8
4.1 Gambaran Objek
Observasi............................................................................. 8
4.2 Sarana dan
Prasarana di Sekolah Alam Ungaran............................................. 9
4.3 Manajemen Sarana
dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran....................... 10
4.4 Antusiasme Siswa
terhadap Sarana dan Prasarana........................................ 11
4.5 Hambatan Manajemen
Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran...... 11
BAB
V Simpulan............................................................................................... 13
5.1 Simpulan........................................................................................................ 13
5.2 Saran.............................................................................................................. 13
Daftar Pustaka..................................................................................................... 14
Lampiran.............................................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan
Proses Belajar Mengajar (PBM) memegang peranan dalam masyarakat guna mencetak
lulusan yang unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi maupun dalam lapangan kerja. Cara sekolah dalam mengatur sistem
PBM demi mencapai tujuan secara efektif dan efisien diwujudkan dalam bentuk
manajemen sekolah. Manajemen sekolah sendiri terdiri dari tujuh komponen,
antara lain kurikulum,
pendidik dan tenaga kependidikan, kesiswaan, keuangan,
sarana prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan
sekolah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus.
Sarana dan
prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung
terciptanya manajemen sekolah yang baik. Oleh karena itu, sarana dan prasarana
pendidikan perlu dikelola dengan sistematis. Sarana pendidikan sendiri adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan untuk menunjang
proses pendidikan, baik yang bergerak maupun tidak, agar pencapaian tujuan
pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Sarana pendidikan meliputi alat
pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan. Sedangkan prasarana pendidikan adalah
perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan, seperti
ruang kelas, meja, kursi, jalan menuju sekolah, tempat parkir, dan taman
bermain.
Mempertimbangkan
pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang pendidikan, maka sekolah
berusaha menyediakan kedua hal tersebut sebaik-baiknya untuk kepentingan siswa
dan pembelajaran. Tidak terkecuali Sekolah Alam Ungaran (Saung), dimana sarana
dan prasarana yang terdapat di dalamnya diintegrasikan dengan alam dan
seringkali dikaitkan dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan observasi di Saung guna mengetahui secara langsung
bagaimana proses dan kegiatan manajemen sarana dan prasarana di sekolah
tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja sarana dan prasarana pendidikan yang
terdapat di Sekolah Alam Ungaran?
2. Bagaimana kegiatan manajemen sarana prasarana
pendidikan di Sekolah Alam Ungaran?
3. Bagaimana antusiasme siswa Sekolah Alam
Ungaran terhadap sarana prasarana pendidikan yang tersedia?
4. Apa saja kendala yang ditemui dalam kegiatan
manajemen sarana prasarana di Sekolah Alam Ungaran?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui sarana prasarana pendidikan yang
terdapat di Sekolah Alam Ungaran;
2. Mengetahui kegiatan manajemen sarana prasarana
pendidikan di Sekolah Alam Ungaran;
3. Mengetahui antusiasme siswa Sekolah Alam
Ungaran terhadap sarana prasarana pendidikan yang tersedia;
4. Mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemui
dalam kegiatan manaemen Sekolah Alam Ungaran.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Mahasiswa,
khususnya jurusan kependidikan, sebagai calon guru diharapkan memperoleh pengetahuan
dan tambahan wawasan mengenai manajemen sarana prasarana pendidikan.
b. Bagi guru
Guru
diharapkan dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan sarana prasarana pendidikan
guna menunjang pembelajaran di sekolah.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1
Manajemen Sekolah
Manajemen
sekolah merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang pendidikan, yakni
pengaturan komponen-kompenen sekolah untuk mencapai efisiensi dan efektivitas
kegiatan belajar mengajar untuk keuntungan yang lebih besar (Sutomo dkk, 2012).
Manajemen
sekolah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang
hampir sama dengan
menajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga
merupakan ruang lingkup dan bidang kajian manajemen pendidikan.
Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai
jangkauan yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Dengan perkataan lain,
manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan
manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari
sistem
pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah terbatas pada satu sekolah saja, sedangkan manajemen
pendidikan meliputi seluruh komponen sistem pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara
regional, nasional, hingga internasional.
Adapun tujuan
manajemen sekolah terbagi menjadi dua jenis, yakni tujuan institusional umum
dan tujuan institusional khusus. Tujuan institusional umum mengacu pada jenjang
dan pendidikan, sedangkan tujuan institusional khusus menitikberatkan pada
penyelenggara pendidikan di sekolah. Tujuan akhir dari manajemen sekolah yaitu
membantu memperlancar pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan efisien.
Selanjutnya,
fungsi manajemen sekolah apabila dilihat dari kegiatannya dapat dibedakan
menjadi fungsi kegiatan manajerial dan operatif. Kedua fungsi tersebut saling
berkaitan, saling menunjang, dan saling memerlukan satu sama lain. Kegiatan
manajerial dilakukan oleh pimpinan dan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, penilaian, pelaporan, dan penentuan
anggaran. Sementara itu, kegiatan operatif dilakukan oleh pelaksana, mencakup
ketatausahaan, perbekalan, kepegawaian, keuangan, dan humas.
Dengan
adanya manajemen sekolah, semua hal yang ada di sekolah akan
tertib, lancar, dan benar-benar terintegrasi dalam suatu sistem kerja sama untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Hal yang paling penting dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah manajemen terhadap komponen-komponen sekolah
itu sendiri. Sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang harus dikelola
dengan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran
tenaga kependidikan, kesiswaan,
keuangan, sarana
prasarana pendidikan, pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat, serta
manajemen pelayanan khusus lembaga kependidikan.
2.2
Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung digunakan untuk menunjang proses pendidikan, baik
yang bergerak maupun tidak, agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
efektif dan efisien. Sarana pendidikan meliputi alat pelajaran, alat peraga,
dan media pendidikan (Yuliana, 2011). Alat pelajaran sendiri diartikan sebagai
semua benda yang dapat digunakan secara langsung oleh guru maupun siswa dalam
proses belajar mengajar. Alat peraga yaitu semua alat pembantu pendidikan dan
pengajaran, dapat berupa benda atau perbuatan yang dapat mempermudah penjelasan
mengenai suatu materi pelajaran kepada siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2010),
media pendidikan adalah perantara dalam proses belajar mengajar untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan. Sukiman (2012) menyatakan
bahwa manfaat media terutama dalam pembelajaran yaitu (1) dapat memperjelas
penyampaian pesan dan informasi sehingga memperlancar proses pembelajaran dan
meningkatkan pencapaian hasil belajar, (2) dapat meningkatkan perhatian anak
sehingga menimbulkan motivasi belajar, dan (3) dapat mengatasi keterbatasan
indera ruang dan waktu.
Sedangkan
prasarana pendidikan adalah perlengkapan yang secara tidak langsung menunjang
proses pendidikan, seperti gedung sekolah, meja, kursi, jalan menuju sekolah,
tempat parkir, kantin, toilet, tempat ibadah, dan taman/ taman bermain.
2.3
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
Manajemen
sarana dan prasarana pendidikan adalah proses pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan agar bermanfaat bagi sekolah yang bersangkutan guna mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Dengan demikian, manajemen sarana dan prasarana
pendidikan meliputi proses pengadaan, pendayagunaan/ pemanfaatan, dan
pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan (Yuliana, 2011). Manajemen sarana
dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang
bersih, indah, kondusif, sehingga menciptakan kondisi yang sesuai bagi peserta
didik, pendidik, serta tenaga kependidikan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei 2016 di Sekolah Alam Ungaran (Saung)
yang terletak di Dusun Lorog Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang.
3.2
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga menghasilkan data deskriptif,
yakni data yang menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek
tertentu secara jelas dan sistematis untuk memeroleh jawaban atas pertanyaan
penelitian (Darmadi, 2011). Untuk itu, penulis melakukan observasi, melakukan
wawancara dengan kepala sekolah, dan mengambil dokumentasi sarana dan prasarana
pendidikan yang terdapat di Sekolah Alam Ungaran.
3.3 Teknik Analisis
Data
1. Reduksi
data
Reduksi data yang dilakukan adalah dengan
menyeleksi, menyederhanakan, dan mengabstraksi data-data yang telah diperoleh
dari hasil penelitian di Sekolah Alam Ungaran. Reduksi data ini berfungsi untuk
mempertegas, memperpendek, dan memfokuskan diri dengan membuang data-data yang
tidak penting agar simpulan dapat diambil.
2. Sajian data
Sajian data yang dilakukan adalah dengan
membuat susunan informasi yang lengkap baik dari data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, maupun dari dokumentasi
Sekolah Alam Ungaran yang telah dianalisis dengan kategori dalam permasalahan
yang ada guna memperoleh sajian data yang jelas dan sistematis. Data yang telah
terorganisir ini kemudian dijabarkan secara deskriptif kualitatif baik dalam
bentuk data tulisan maupun gambar.
3.4 Penarikan
Simpulan dan Saran
Data
yang telah direduksi dan dideskriptifkan dalam bentuk sajian data kemudian diinterpretasikan.
Setelah itu, ditarik simpulan akhir yang sistematis dan direkomendasikan saran
yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
BAB
IV
HASIL
OBSERVASI
4.1
Gambaran Objek Observasi
4.1.1
Gambaran Umum Sekolah Alam Ungaran
Sekolah Alam Ungaran
merupakan Sekolah Dasar (SD) formal bernuansa alam, yakni metode pembelajaran
yang dilakukan diintegrasikan dengan alam. Metode pembelajaran pun ditekankan
pada pemahaman siswa, tidak hanya sebatas teori, akan tetapi juga praktik.
Pembelajaran di Saung
dilakukan dengan metode tematik, dimana satu pokok bahasan dapat mencakup
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam waktu 1-1,5 bulan. Di Saung, pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah dan orang tua, sehingga orang tua
sangat dituntut aktif berperan dalam aktivitas yang dilakukan anak.
Dalam proses penerimaan
siswa baru, Saung tidak memberlakukan sistem tes karena setiap siswa dianggap
memiliki kecerdasan masing-masing. Sedangkan untuk biaya pendidikan, dilakukan
subsidi silang sehingga anak dari keluarga kurang mampu dapat bersekolah di
Saung. Untuk keseharian di sekolah, siswa tidak menggunakan seragam sekolah,
melainkan baju bebas islami, kecuali pada hari Senin dimana siswa wajib memakai
seragam merah putih Sekolah Dasar.
Berikut adalah gambaran
lebih rinci mengenai Sekolah Alam Ungaran:
1.
Nama Sekolah : Sekolah Alam Ungaran
(Saung)
2. Alamat : Jalan
Ismaya Raya 56 Dusun Lorog Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten
Semarang 50517
3.
Status Sekolah : Swasta
5.
Telp. : 024-7691-4547
7. Visi : Menjadi sekolah unggulan yang mencetak generasi berkualitas yang
berkembang sesuai potensi kecerdasannya
8. Misi : Membangun sistem pendidikan yang membentuk moralitas, tradisi
ilmiah, jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan
9. Kurikulum : Integrasi
kurikulum Depdiknas dan kurikulum sekolah alam
4.1.2
Identitas Narasumber
Adapun
narasumber dalam wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 19 Mei 2016
yaitu Ibu Febriana Yuyun selaku Kepala Sekolah SD Sekolah Alam Ungaran.
4.2
Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran
Adapun bentuk sarana dan prasarana yang telah
terdapat di Saung antara lain:
a. Ruang
No
|
Nama
Ruang
|
Jumlah
|
1
|
Ruang
Kelas
|
6
|
2
|
Ruang
Multimedia
|
1
|
3
|
Ruang
UKS
|
1
|
4
|
Ruang
Perpustakaan
|
1
|
5
|
Ruang
Kepala Sekolah
|
1
|
6
|
Ruang
Guru
|
1
|
7
|
Ruang
Kelas Inklusi untuk ABK
|
1
|
8
|
Kantin
|
1
|
9
|
Tempat
Ibadah
|
1
|
10
|
Dapur
|
1
|
10
|
Kamar
Mandi/ WC
|
3
|
Ruang
kelas yang terdapat di Saung berupa bangunan semi permanen dengan bentuk
bangunan setengah terbuka menyerupai gazebo-gazebo. Hal tersebut dimaksudkan
agar proses pembelajaran menyatu dengan alam, sehingga siswa nyaman selama
proses belajar dan tidak merasa terisolasi dalam ruangan tertutup. Di dalam
ruang kelas tidak terdapat meja maupun kursi tetap. Akan tetapi, siswa duduk beralaskan
tikar dengan posisi duduk siswa bersifat fleksibel, yakni bisa diatur sesuai
kebutuhan, apakah akan duduk melingkar, berbaris, dan sebagainya sesuai dengan
yang dibutuhkan. Setiap ruang kelas dilengkapi dengan papan tulis, alat tulis,
alat peraga, dan rak sepatu.
b. Perlengkapan Administrasi
Dalam
hal sarana dan prasarana olahraga, Saung dilengkapi dengan area outbound berupa
permainan, flying fox, dan area
memanah. Sementara itu, untuk perpustakaan, tersedia berbagai macam buku,
termasuk buku cerita anak yang bersifat islami. Selain itu, terdapat banyak
buku pelajaran serta buku-buku pengetahuan tentang islam.
Perlengkapan
lain yang terdapat di Saung antara lain tempat parkir, pohon-pohon di
sekeliling kelas sebagai wujud sekolah alam, kolam ikan, gazebo kecil dimana di
dalamnya terapat air minum galon dan gelas untuk keperluan siswa.
4.3
Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran
Adapun kegiatan
manajemen sarana dan prasarana di Saung meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Pengadaan
Kegiatan
pengadaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan analisis kebutuhan peserta
didik serta mempertimbangkan kemampuan yayasan. Adapun dana untuk menunjang
sarana dan prasarana di Saung diperoleh dari bantuan pemerintah serta sumbangan
wali murid.
2. Pemanfaatan
Setelah
dilakukan pengadaan sarana dan prasarana, kemudian barang-barang tersebut
dioptimalkan pemanfaatannya untuk menunjang sistem pembelajaran di sekolah. Kegiatan
belajar di Saung tidak hanya memanfaatkan benda yang terdapat di dalam kelas,
namun seringkali siswa diajak belajar outdoor, seperti ketika terdapat materi
pembelajaran mengenai bagian-bagian pohon, maka pohon-pohon yang terdapat di
sekitar ruang kelas menjadi objek langsung pengamatan siswa. Hal serupa juga
terjadi ketika guru mengajarkan materi pangan lokal. Untuk meningkatkan
pemahaman siswa, siswa diminta pergi ke dapur dan dibimbing langsung untuk
mengenal jenis-jenis bumbu masak dan membantu proses memasak.
3. Pemeliharaan
Sarana
dan prasarana yang terdapat di Saung dijaga sedemikian rupa sehingga terus bisa
digunakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan ini, pemeliharaan
dilakukan oleh guru Saung. Sementara itu, untuk menjaga kebersihan kelas,
diberlakukan sistem piket pada siswa.
4. Peniadaan
Peniadaan
sarana dan prasarana di Saung dilakukan terhadap barang-barang yang rusak
maupun yang biaya pemeliharaannya lebih besar dibandingkan manfaatnya.
4.4
Antusiasme Siswa terhadap Sarana dan Prasarana
Dengan
manajemen sarana dan prasarana yang baik di Saung, serta penggunaan sarana dan
prasarana dalam setiap pembelajaran, tingkat antusiasme siswa bisa dikatakan
tinggi. Hal tersebut terlihat dari semangat dan keceriaan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas. Juga terlihat dari penggunaan perpustakaan, dimana siswa
seringkali menuntut adanya buku cerita baru karena buku-buku sebelumnya telah
selesai dibaca.
Selain
itu, di sela-sela proses pembelajaran, siswa seringkali menyempatkan diri
keluar kelas dan bermain sejenak di taman yang disediakan. Pada saat istirahat,
beberapa siswa berjualan makanan/minuman, sedangkan sebagian lainnya membawa
bekal makanan dari rumah. Kemudian, lahan kosong yang terdapat di samping
kantin digunakan siswa untuk menyantap makan siang masing-masing.
Menjelang
waktu solat, siswa juga terlihat antusias bergerak menuju musola sekolah.
Sebagian berebut adzan, sedangkan sebagian yang lain menuju tempat wudhu.
4.5
Hambatan Manajemen Sarana dan Prasarana di Sekolah Alam Ungaran
Dari
hasil observasi terhadap amanejmen sarana dan prasaran di Sekolah Alam Ungaran,
didapatkan bahwa Sekolah Alam Ungaran termasuk sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana lengkap dalam mendidik siswa. Namun begitu, ada beberapa hambatan
dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran, antara
lain:
1. Belum adanya alat transportasi yang bisa
digunakan siswa dan guru ketika melakukan kunjungan wisata, mengingat seringnya
pembelajaran di Sekolah Alam Ungaran dilakukan langsung di tempat yang
bersangkutan (misalnya di tempat budidaya jamur, tempat pemerahan susu sapi,
pabrik kacang, dan lain-lain), sehingga selama ini kunjungan wisata dilakukan
dengan meminjam kendaraan guru atau wali murid;
2. Sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran
belum dikelola secara profesional oleh tenaga ahli di bidangnya, sebaliknya,
selama ini masih dikelola oleh guru;
3. Belum adanya laboratorium IPA di Sekolah Alam
Ungaran;
4. Belum adanya alat penunjang perpustakaan,
seperti VCD dan DVD player, serta komputer.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari pembahasan di
atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Di Sekolah Alam
Ungaran, terdapat 6 ruang kelas yang berupa bangunan semi permanen, 1 rang
multimedia yang disekat dengan ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala
sekolah yang disekat dengan ruang tata uaha dan ruang guru, 1 ruang inklusi
untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), 1 buah kantin, 1 tempat ibadah, 1 dapur,
dan 4 buah kamar mandi. Selain itu, terdapat area outbound berupa permainan, flying fox, area memanah, serta
pohon-pohon di sekeliling kelas sebagai wujud sekolah alam;
2. Kegiatan manajemen
sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran meliputi empat hal, yakni (1)
pengadaan sarana dan prasarana dengan biaya dari pemerintah maupun sumbangan
wali murid, (2) pemanfaatan segenap sarana dan prasarana dalam pembelajaran,
(3) pemeliharaan sarana dan prasarana oleh guru, dan (4) peniadaan
barang-barang yang rusak;
3. Antusiasme siswa Sekolah
Alam Ungaran terhadap sarana dan prasarana yang tersedia tergolong tinggi;
4. Hamabatan yang
ditemui dalam manjemen sarana dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran antara lain
belum adanya alat transportasi sekolah, laboratorium IPA, alat penunjang
perpustakaan, dan tenaga ahli untuk mengelola sarana dan prasarana.
5.2
Saran
Saran yang dapat direkomendasikan
dalam laporan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan dukungan
dari semua pihak guna melakukan kegiatan manajemen sarana dan prasarana di
Sekolah Alam Ungaran;
2. Optimalisasi sarana
dan prasarana di Sekolah Alam Ungaran oleh guru dan siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmadi, Hadid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai . 2010. Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya).
Bandung : Sinar Baru.
Sukiman. 2012. Pengembangan
Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pusaka Insani Madani.
Sutomo, dkk.
Manajemen Sekolah. 2012. Semarang: Unnes Press.
Yuliana, Lia. 2011. Manajemen Sarana Pendidikan. Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
0 comments:
Post a Comment